Minggu, 08 Mei 2016

DIPLOMASI KEMANUSIAAN

Semua pasti masih ingat tanggal 1 Mei 2016 yang lalu bangsa Indonesia mendapat kabar bahagia bahwa 10 orang WNI yang disandera kelompok A... thumbnail 1 summary

Semua pasti masih ingat tanggal 1 Mei 2016 yang lalu bangsa Indonesia mendapat kabar bahagia bahwa 10 orang WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf telah dibebaskan. Mereka dibebaskan dengan cara diturunkan di depan rumah Gubernur Sulu Toto Tan dalam keadaan sehat dan selamat. Baca juga: Presiden Jokowi soal Pembebasan 10 Sandera Abu Sayyaf

 
Sebelumnya upaya pembebasan 10 sandera memakan waktu yang cukup lama dan negosiasi yang alot sehingga membuat kelompok Abu Sayyaf memundurkan jadwal penyerahan uang tebusan. Kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan 1 juta USD atau setara dengan 50 Juta Peso untuk 10 WNI, tebusan ini jauh lebih kecil dari tebusan yang diminta kepada Warga Negara Kanada sebesar 2 Miliar Peso. Namun akhirnya uang tebusan yang diminta tidak pernah diberikan karena tim diplomasi Indonesia berhasil melakukan tugasnya dengan baik. Hal ini berkat negosiasi dan diplomasi yang dilakukan oleh tim dari berbagai elemen, baik secara formal maupun informal, mulai dari unsur pemerintah seperti Kemenlu, TNI, BIN, KBRI, dan unsur masyarakat sipil melalui tim dari Yayasan Sukma Surya Paloh. Baca juga: Tidak Ada Uang Tebusan! Murni Negosiasi

Pembebasan 10 WNI tanpa pembayaran uang tebusan ini sempat diragukan oleh media dan angkatan bersenjata Filipina. Mereka bersikeras bahwa kelompok Abu Sayyaf tidak mungkin mau melepaskan 10 sandera tanpa menerima uang tebusan. Secara tidak langsung media dan beberapa pejabat Filipina juga ingin mengatakan bahwa Indonesia tidak mungkin bisa membebaskan 10 sandera tanpa membayar uang tebusan, yang artinya Indonesia ikut membantu pembiayaan kelompok Abu Sayyaf yang menjadi buronan Pemerintah Filipina. Baca juga: Media Filipina: AdaUang Tebusan di Balik Pembebasan WNI

Nyatanya, berbagai pengakuan dari tim diplomasi Indonesia menyatakan bahwa uang tebusan itu memang tidak dibayarkan. Bahkan pihak perusahaan yang menjadi korban juga sudah membantah bahwa uang tebusan itu tidak dibayarkan. Tentu kita tidak tahu apa saja negosiasi dan diplomasi yang dilakukan oleh tim karena termasuk rahasia negara dan operasi intelijen. Tapi yang ingin saya garis bawahi adalah upaya Indonesia membebaskan Warga Negaranya merupakan sebuah prestasi yang patut dibanggakan di apresiasi. Baca juga: PT Brahma: Kami Tak Bayar UangTebusan

Kesuksesan Dalam dan Luar Negeri
Keberhasilan negosiasi pembebasan sandera ini menambah daftar panjang kesuksesan negosiasi Indonesia dalam menghadapi perompak dan ‘menjinakkan’ kelompok-kelompok yang sedang berkonflik. Misalnya, kasus perompakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang sempat mengalami masa-masa Darurat Operasi Militer (DOM) dapat ditangani dengan baik setelah Aceh dilanda Bencana Tsunami 2004 silam. Kemudian gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan kelompok-kelompok sipil bersenjata di Papua dapat diluluhkan hatinya dengan diplomasi kemanusiaan dengan menjamin keamanan, dan kesejahteraan mantan anggota OPM yang turun gunung. Serta kasus terakhir di Aceh terkait mantan anggota Din Minimi juga dapat diluluhkan hatinya setelah dilakukan negosiasi yang sebenarnya permintaan mereka adalah memang tugas dari negara untuk menanganinya.

Tak hanya di dalam negeri, Indonesia juga memerankan banyak peran penting dalam upaya perdamaian sebuah konflik antar negara maupun konflik Internasional yang lainnya. Sejak tahun 80-90an Indonesia banyak membantu Filipina mencapai kesepakatan dengan kelompok pemberontak di negerinya. Kemudian konflik antar negara lainnya juga Indonesia kerap diminta untuk menjadi penengah atau terlibat dalam upaya perdamaian yang dilakukan. Selain itu keikutsertaan Indonesia dalam Pasukan Perdamaian PBB juga merupakan bukti bahwa Indonesia diakui dunia Internasional akan perannya dalam upaya perdamaian dunia. Tak jarang, jika kita membaca dan melihat aksi pasukan perdamaian kita di dunia Internasional, mereka mampu menjadi dekat dan mencuri hati penduduk lokal. Sehingga kehadiran pasukan perdamaian Indonesia selalu dinantikan kehadirannya. 

(End/Page 1/2)







Tidak ada komentar

Posting Komentar