Detik: Jakarta - 10 WNI yang disandera kelompok bersenjata telah
dibebaskan hari ini. Dalam negosiasi pembebasan itu, pemerinta Indonesia
mendapatkan bantuan dari pihak lokal di Filipina.
Hal ini
diceritakan oleh salah seorang negosiator pembebasan 10 WNI, Mayjen Purn
Kivlan Zen. "Kita dapat bantuan dari Gubernur Sulu Toto Tan," ujar
Kivlan saat dihubungi detikcom, Minggu (1/5/2016).
Toto Tan
merupakan salah satu orang yang membantu jalannya negosiasi. Dia juga
adalah keponakan dari pimpinan The Moro National Liberation Front (MNLF)
Nur Misuari. Kivlan mengaku berteman dengan Nur Misuari saat dirinya
bertugas di pasukan Perdamaian Filipina Selatan tahun 1995-1996.
Pada
suatu ketika, Nur Misuari dan Kivlan Zein pernah bertemu dan sejak saat
itu keduanya menjadi teman. "Jadi Nur Misuari terlibat (pembebasan).
Dia adalah teman saya," kata Kivlan yang dikenal sebagai prajurit
tempur. Baca juga: Kivlan Zen, Pembebasan Sandera dan Sejarah Perdamaian di Filipina
Lewat Nur Misuari, Kivlan berhasil melakukan kontak
dengan kelompok Abu Sayyaf dan menjalin komunikasi intens. "Ada banyak
yang membantu kita di Filipina," terangnya.
Mantan Kepala Staf
Kostrad ini secara tegas mengatakan pembebasan 10 WNI tidak melibatkan
uang tebusan. Bahkan uang tebusan yang disiapkan perusahaan tempat 10
WNI bekerja tidak dipergunakan.
10 WNI itu didrop oleh
penyandera di luar rumah Gubernur Sulu pada Minggu dini hari. Mengetahui
ada orang Indonesia di luar, Gubernur Sulu Toto Tan memasukkan 10 orang
itu ke dalam rumah. Gubernur menjamu para sandera dengan makan nasi
dengan lauk ikan goreng dan ayam goreng. Setelah itu mereka dibawa ke
Provinsi Zamboanga, kemudian diterbangkan ke Jakarta.
(tfq/nrl)
Sumber : www.detik.com
Sabtu, 07 Mei 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar
Posting Komentar